Jumat, 03 April 2009

Buntok, tempat ku dilahirkan, tempat ku memelihara hidup, "mungkin" tempat ku mati

Diantara cerita kemajuan pembangunan yang maha amat sangat di gembar gemborkan...
disaat subsidi pendidikan dan kesehatan terus di tingkatkan...

aku merasa bodoh

karena...
- tidak tau kemana arah kebijakan yang seharusnya lebih memihak untuk golongan kecil/masyarakat jelata
- tidak tahu sedang apa para istri pejabat setempat saat perempuan-perempuan setengah baya duduk diatas tumpukan pasir dalam bak pickup, menjadi buruh angkut..
- tidak mengerti akan ketakutan para pejabat kepada istri yang menjadi bayang-bayang/ikut-ikutan bahkan lebih mendikte suami menjalankan kebijakan formal kedinasan...

aku merasa sakit
- saat mengetahui di rumah sakit kekurangan dokter umum dan dokter spesialis
- saat megengetahui banyak pasien yang harus di rujuk ke provinsi tetangga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik
- saat mendengar keluhan yang tak terungkap dari para pelayan kesehatan tentang resiko pekerjaan yang dialayani
- saat mendengar para pejabat lebih senang untuk berobat keluar daerah dan sanggup membayar mahal..

coba tanyakan saja, apa ada pejabat yang mau berobat ke puskesmas?
coba tanyakan saja, apa ada pejabat yang mau menjemput anaknya pulang sekolah, berbaur dengan ibu/bapak lainnya dan bersama dibawah atap parkir dan pohon rindang, berbicara tentang penguatan dan pentabahan hati dan jalan positif, tanpa gaya menggurui, sebagai sesama masyarakat jelata?